Kami (foto-jurnalis) (juga) ingin MAJU...

"Pak Wid, sudah ditunggu kedatangannya..." Begitulah isi sms kakak Aribowo Sucipto. Begitu saya datang di kontrakan Oma Campus Malang yang katanya anak-anak dingin itu, saya disambut hangat oleh berbagai lauk pauk. Maklum sms tadi adalah undangan buka puasa bersama rekan-rekan lama. Melalui canda tawa kami bercengkrama, namun entah mengapa kami membahas sesuatu yang agak berat saat itu, yaitu masa depan pewarta-foto.
Keprihatinan kakak kelas saya akan masa depan adik-adik kelasnya yang seakan hanya menjadi roda sebuah industri media. Mengapa demikian? Fotografer jurnalis di daerah seakan tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri. Mereka hanya di posisikan sebagai manusia yang harus mensuplai kebutuhan kantornya masing-masing. Bahkan ada Kakak N*** (fotografer harian lokal di kota Malang) yang sudah bekerja 5 tahun lebih memilih untuk mengundurkan diri sebagai jurnalis.

Saya tersentak untuk turut mendukung rekan-reka yang ingin maju di berbagai daerah. Kebetulan sekali saya bekerja di sebuah institusi pendidikan foto jurnalistik di Jakarta, Pannafoto Institute. Saya sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan seperti adik kelas saya yang ada di daerah untuk bisa mengikuti program beasiswa bernama PPG 2013 (Permata Photojournalist Grand).

Berikut adalah beberapa alasan rasional saya mengapa PPG sangat layak untuk diikuti oleh semua pewarta foto freelance maupun staff:

  1. PPG merupakan program pelatihan yang didedikasikan untuk pengembangan kualitas pewarta foto di Indonesia. Sebagai fotografer freelance saya ingin sekali mengembangankan skill saya di bidang yang merupakan passion saya.
  2. Ada beasiswa yang bisa digunakan untuk mengerjakan projek fotografi, kalau tidak salah sekitar 7,5 juta rupiah. Bukan uang yang menjadi iming-iming, namun ini merupakan penghargaan terhadap jerih payah seorang fotografer dalam menyelesaikan sebuah projek fotografinya.
  3. Di dalam PPG terdapat banyak mentor berkualitas, baik dari negeri dalam dan luar. Kaliber-kaliber foto-jurnalis seperti Edy Purnomo dan Ahmad 'deNy' Salman, Kemal Jufri, Beawiharta menjadi mentornya. Itu pun masih banyak nama lain. Kalau dari negeri luar ada John Stanmeyer (Ohhh John, i miss working with you...) yang pernah menyeleksi karya-karya yang masuk ke PPG. Ada juga Sasa Kralj dari Kroasia, Kadir Van Lohuizen dari Belanda (NOOR). 
  4. Rangkaian acara yang super komplet: mulai dari pendidikan oleh mentor utama, mentor tamu, mentor luar negeri, pengerjaan projek, diskusi hasil projek, pameran foto, serta buku hasil workshop.
  5. Tidak seperti PPG tahun sebelumnya, untuk PPG tahun 2013 ini ada kesempatan untuk berangkat ke Belanda (April 2014).
  6. memiliki website tersendiri untuk menyajikan informasi seputar kegiatan PPG. Informasi PPG bisa di akses di http://indonesia-photojournalistgrant.org/?p=1446

Jika melihat geliat dan gebyar PPG sebelum-sebelumnya, saya yakin jika rekan-rekan didaerah di beri kesempatan untuk mengikuti kegiatan seperti ini, maka pasti mereka akan sangat berkembang. Saya sangat mengharapkan banyaknya bibit-bibit bisa berkembang di daerah-daerah. Mari kita MAJU bersama-sama.

Tetap semangat, hangat dan sangat...
sangat ingin untuk MAJU...

rw

0 Response to "Kami (foto-jurnalis) (juga) ingin MAJU..."

Posting Komentar

Entri Populer