Workshop Art Of Seeing: BEDA!!!


Sebelumnya tidak pernah terbayang dibenak saya untuk mengadakan workshop dengan konsep kelas outdoor, tepatnya di taman samping rumah di Tangerang Selatan. Jam 6 pagi lokasi workshop sudah siap. Meja, kursi, alat tulis, buku, post-it, tom and jerry, jemuran foto, tv led, laptop, charger sudah siap. Senang sekali bisa menyiapkan sebuah kelas untuk saya sendiri, di rumah sendiri lagi.
Pukul 07.00 peserta sudah mulai nge-WA, menanyakan alamat. Ya maklum karena lokasi rumah saya bukanlah di perkantoran atau ruko pinggir jalan. Beruntung teknologi share location sangat membantu peserta datang ke rumah, apalagi ada peserta yang rumahnya di Jakarta Barat. Kesan pertama dari peserta yang datang adalah "wihhh enak sekali ya tempatnya, teduh..." Konsep kelas terbuka sebenarnya sangat nyaman jika dibuat belajar. Hampir setiap hari orang ngantor di Jakarta sudah disuguhi pemandangan yang padat karya, padat semen, ber-udara-kan AC, berkursi nyaman, terpisah kaca/partisi. Jika saya mengadakan workshop di tempat yang kurang lebih sama dengan kantor-kantor orang Jakarta, maka saya sepertinya akan membawa mereka ngantor lagi. Saya sengaja menghindari "rasa ngantor". Yang ingin saya hadirkan adalah "rasa piknik". Wajar saja beberapa peserta langsung menyatakan keunikan lokasi workshop. Ketika saya tawarin apakah perlu dipasang kipas angin, peserta langsung mengatakan TIDAK. Saya kira respon mereka adalah ingin menikmati sejuknya udara alami di taman. Jadi peserta berasa di rumah sendiri, apalagi makan siangnya adalah soto "rumahan" karya istri saya yang berprofesi sebagai food blogger dan food photographer. Itu point plus workshop saya.



Inti materi dari workshop ini adalah mempertanyakan kembali esensi fotografi di dunia digital ini. Melalui pendekatan Gestalt, David Prakel, menelaah karya fotografer jaman dahulu, belajar melihat lukisan, peserta mulai terbuka bahwasanya "melihat" itu bukan sekedar "aktifitas melihat". Kesannya berat memang materinya, namun cairnya suasana berkat diskusi yang berkualitas. Maklum komposisi peserta sangat beragam, mulai dari dosen DKV, PNS, Desainer, Advertising, dan Praktisi Social Media, membuat setiap diskusi menjadi menarik. Saya hanya sebagai fasilitator bagi teman-teman yang memiliki minat dan wawasan yang sungguh luas. Pertukaran informasi, pendapat antar peserta menjadi masukan penting buat semuanya, termasuk saya.




Salah satu class activity yang menarik tadi adalah one shoot one kill. Peserta langsung bisa mempraktekkan inti dari materi yang telah disampaikan lalu dipresentasikan kepada teman-teman yang lain. Tidak perlu bertanya memakai kamera apa, merk apa, lensa apa, karena dengan smartphone pun peserta bisa menghasilkan foto sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

Saya sangat senang dengan kebersamaan peserta workshop. Selepas workshop, kami pun sholat berjamaah lalu makan soto bersama. Salah satu peserta bertanya tentang kelanjutan dari workshop ini, mereka ingin dibentuk sebuah group di sosial media biar tetap terjaga hubungannya. Sebuah inisiasi yang baik, karena mungkin akan ada workshop2 lagi setelah ini. Semoga, karena workshop ini berbeda.

12 September 2015 - Taman Rea VDT
Salam,
(mbak) Wiwid/Radityo Widiatmojo

0 Response to "Workshop Art Of Seeing: BEDA!!!"

Posting Komentar

Entri Populer