Apakah Emily aktif dalam mencari talenta fotografer baru?
IYA, sebagai seorang editor, dirinye merasa perlu mencari sesuatu yang baru setiap hari. Dalam satu bulan terdapat assignment yang jumlahnya bisa melebihi 15 kali. "I would love to be approached by more photographers, to be inundated by portfolios, actually," begitu ujarnya. Untuk mencari karya-karya yang fresh, ternyata dia menelurusi berbagai milis, serta melakukan portfolio review. Emily juga gemar membaca foto blog, seperti Flakphoto, Feature Shoot dan Paper Journal serta masih banyak yang lain. Rekomendasi dari sesama editor juga diperhitungkan, biasanya didapat dari group FB para photo-editor. Selain FB, Emily lebih memilih Instagram dan Pinterest untuk memantau karya-karya yang bermunculan.
Bagaimanakah karakter fotografer yang ingin dia hire?
Mantan photo-reasearch-associate di Lucky Magazine ini mengungkapkan bahwa drinya menyukai fotografer yang memiliki visi yang kreatif dan kuat, profesional serta tepat waktu dalam hal apapun namun tetap bisa fleksibel sebagai teman. Ada hal yang agak unik, yaitu rajin MENGANGKAT TELPON, karena ada beberapa fotografer yang kurang suka mengangkat telpon dari nomer yang tidak diketahui / nomer yang belum di save di hp. Satu hal yang menarik adalah pentingnya Fashion Knowledge. Fashion tidak hanya dipandang sebagai output dari sebuah art form, namun ketika melihat sisi histori, maka akan ada perspektif baru yang muncul, dan hal ini jarang dimiliki fotografer fashion jaman sekarang. Emily juga mengemukakan bahwasanya fotografer harus bisa mengerti tentang brand, sehingga visual yang lahir akan mampu membawa unsur intelegensi dari produk kepada konsumen yang ingin menggunakan produk tersebut.
Untuk acara maha besar seperti New York Fashion Week, Emily tentu harus sangat selektif dalam memilih fotografer. Dalam rangkaian acara selama 8 hari, setiap harinya fotografer harus berdiri selama 14 jam, lalu melakukan editing, pulang ke rumah/hotel, lalu hanya punya waktu tidur 2 jam saja. Tentu dengan tantangan fisik seperti ini, maka pilihan jatuh kepada fotografer yang benar-benar profesional dan fit, nama seperti Landon Nordeman adalah salah satu fotografer yang pernah Emily hire untuk NY Fashion Week, bahkan fotografer perang seperti Alex Majoli juga Emily hire untuk meng-cover NY Fashion Week.
Bagaimana cara berhubungan dengan seorang photo-editor?
Seorang photo-editor seperti Emily harus memposting 30 artikel berikut fotonya dalam satu hari, sehingga hampir tidak ada kesempatan untuk bertemu tatap muka. Emily tidak suka jika dikunjungi secara tiba-tiba di kantornya atau melalui telpon. Maka cara terbaik untuk berhubungan dengan seorang editor adalah melalui email, namun harus dijaga etika bersurat elektronik. Jangan terlalu panjang dan jangan terlalu singkat. Dia memberi saran, "a quick introduction sentences", dia mencontohkan:
"Hello, my name is .........., I live in ................ (city), my work is about ................... (your specialities) lalu disertai dengan beberapa foto terbaik. Yang jelas Emily selalu menginginkan informasi wajib ada di email sebagai berikut:
"I want to know where a photographer is located, how to reach them, and what their work is going to look like. I'm looking to get a taste of their style. i like to see consistency, that is the most important thing, and I want a link to their folio. It is about style of images. I want to able visualize the images I'm going to pay."
Mungkin bagian ini adalah yang terpenting. Silahkan di simak:
Memang seorang photo-editor harus benar-benar jeli ya. Dengan mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang editor, semoga fotografer fashion bisa mempersiapkan diri lebih baik. General advise Emily diatas adalah motivator tuhh. Semoga bermanfaat bagi para fotografer yang mendalami dunia fashion.
tetap hangat tetap bersahabat
2w_^
sumber: Breaking Into Fashion Photography
0 Response to "Inilah yang diinginkan Fashion Photo-Editor dari Fotografer Fashion"
Posting Komentar