Perkembangan jaman selalu diiringi dengan perkembangan perilaku manusia. Era kejayaan warung telpon alias Wartel, para muda-mudi pasti ketawa ketiwi di dalam bilik bening ukuran 1x1m sembari menuliskan nama mereka di tembok dengan bolpen sekolah. Iya kan? Ngaku aja dehhh. Ga ada yang bisa membajak percakapan ataupun melihat raut wajah malu/konyol kamu saat telpon sang gebetan. Itu duluuuuu. Sekarang jamannya HP, semua HP memiliki password agar tidak dibajak teman yang usil. Maklum dari HP aja sudah bisa diketahui data dan informasi (apapun itu) si pemilik HP.
Jaman internet memang menjadikan data menjadi sebuah komoditas yang diperjual belikan. Apalagi nomer telpon. Hanya leha-leha di rumah saya mendapatkan hadiah mobil, motor, uang tunai dll. Berbagai ucapan "selamat memenangkan ini itu ina inu..." datang via sms. Entah bank atau pihak provider telekomunikasi yang menjual nomer saya, tapi saya sudah merasa tidak ada privasi di jaman internet ini. Bicara soal data, apapun itu yang di unggah ke internet pasti bisa di akses, diambil, dimanilupasi dan diapa-apakan tanpa sepengetahuan si pemilik.
Jaman ini memang memaksa manusia untuk beradaptasi, pemikiran dan perilaku. Era digital, semua orang dituntut berpikiran secara digital. Lahirlah UU IT, atau peraturan copyright, lalu lahir golongan anti copyright yang diusung Creative Commom dengan copyleft, dan banyak pemikiran lainnya. Banyak pula yang menjadi pencuri foto yang digunakan untuk kepentingan komersil. Coba saja tengok http://stopstealingphotos.com/ maka anda akan mengerti betapa dasyatnya perubahan perilaku manusia yang menggunakan karya orang lain untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Banyak faktor orang-orang mengambil foto anda tanpa ijin. Bukan hanya untuk kepentingan komersil, banyak foto yang diambil untuk dijadikan bahan guyonan. Bukannya orang biasa yang dibuat guyonan, namun orang pertama di republik ini bung. Kurang gila apa coba seorang kepala presiden bisa dibuat guyonan secara visual. Bagi anda yang baru belajar fotografi, tidak ada salahnya anda memproteksi foto anda dengan memberi watermark. Apakah anda merasa marah ketika foto anda di edit (dalam lingkup sama-sama) belajar tanpa ijin?
Saya membaca postingan mbak Dewi di group FB Komunitas JARI pagi ini, dan memang masalah etika kerap kali membuat sebal. Mari bersama-sama membekali diri dengan perilaku yang lebih bijak di era digital ini. Bukan menggurui, namun keikhlasan untuk berbagi merupakan salah satu perilaku yang harus ditanamkan di era internet ini. Dosen Visual Komunikasi saya pernah bilang "Once you let your photos goes viral through internet, just let it flow, let it go...." Ada benarnya ucapan tadi, karena anda tidak dapat 100% menjaga keamanan data anda di internet khususnya sosial media.
Salam damai,
2w_^
0 Response to "Sakit Hati ketika Foto dicuri?"
Posting Komentar